• 0813-1111-0220
  • 0813-6111-6112
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Cara Kerja FM200 System

×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 988

Flowchart Cara Kerja FM200 & 3 Teknis Emergency Skenario Kegagalan Sistem

Flowchart Cara Kerja FM200 & 3 Teknis Emergency Skenario Kegagalan Sistem

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Tahukah kamu? Seluruh rangkaian dan mekanisme cara kerja FM200 Fire Suppression System sepenuhnya beroperasi secara otomatis dan tanpa bantuan manusia, namun penggunaan masa pakai dalam jangka waktu yang lama, berkemungkinan akan menyebabkan terjadinya kegagalan pada sistem FM200.

Kegagalan pada sistem biasanya disebabkan oleh karena kurangnya perawatan dan pemeliharaan, tidak pernah dilakukannya pengujian, maupun life-time circle komponen yang sudah mencapai batas masa penggunaannya.

Sehingga menyebabkan cara kerja FM200 Fire Suppression System yang seharusnya otomatis dikendalikan penuh oleh sistem, menjadi tidak berfungsi akibat adanya salah satu komponen yang mengalami kegagalan.

Oleh karena itu, cara kerja FM200 Fire Suppression System harus dirancang dengan sedemikian rupa, agar bisa menghadapi segala kemungkinan kegagalan yang mungkin saja terjadi. Supaya sistem FM200 tetap bisa memberikan perlindungan terhadap bahaya kebakaran kapan pun dibutuhkan.

Tuntaskan membaca artikel ini untuk memahami secara keseluruhan cara kerja FM200 Fire Suppression System.

Sebelum melanjutkan, jika kamu belum memahami dasar-dasar pengetahuan tentang FM200 Fire Suppression System, pelajari dahulu Pengertian FM200 Fire Suppression.

Kamu juga bisa bertanya secara langsung tentang bagaimana cara kerja FM200 dari tim spesialis engineer kami, caranya dengan menghubungi nomor 0813-1111-0220 atau bisa juga secara online melalui pesan WhatsApp.

 

Bagaimana Cara Kerja FM200 Fire Suppression System


Secara eksplisit, cara kerja FM200 Fire Suppression System sangat sederhana. Dimulai dari sensor yang mendeteksi adanya asap atau panas, kemudian Control Panel akan mengeluarkan signal peringatan alarm kebakaran. Selanjutnya Control Panel juga akan memulai hitung mundur [count down], sebagai pertanda bahwa Fire Extinguishing System akan segera melepaskan gas ke seluruh ruangan [gas discharge/gas release], sebagai tindakan pemadaman kebakaran.

Cara Kerja FM200

Waktu penundaan [delay time] hitung mundur yang diatur menuju fase pelepasan gas, biasanya digunakan untuk melakukan evakuasi maupun untuk melakukan pembatalan.

Fire Extinguishing System yang menggunakan gas sebagai media pemadamannya, lebih dikenal dengan Fire Suppression atau Fire Suppressant.

Hampir semua Fire Suppression System menggunakan media gas pemadam yang ramah lingkungan, tetapi tidak semua media gas pemadam Fire Suppression System aman untuk manusia, contohnya gas CO2 [Carbon Dioxide].

Namun, apapun media gas pemadam yang digunakan, cara kerja seluruh komponennya hampir sama, termasuk cara kerja FM200 Fire Suppression System.

Baca juga: Inilah 5 Alasan Kenapa Orang Melakukan Pemasangan FM200 Fire Suppression System

 

Mekanisme Dasar Cara Kerja FM200


Komponen yang terpasang pada sistem FM200, terdiri dari rangkaian sistem elektrikal dan rangkaian komponen mekanikal. Yang nantinya kedua rangkaian sistem tersebut akan diintegrasikan agar mampu bekerja secara bersamaan dan saling berkaitan.

Sistem Mekanikal dan Elektrikal Cara Kerja FM200
Rangkaian Sistem Elektrikal dan Perangkat Mekanikal.

 

Rangkaian komponen dan sistem yang menjadi dasar cara kerja FM200 Fire Suppression System tersebut, merupakan integrasi antara sistem pendeteksi dini alarm kebakaran [Early Warning Fire Alarm System] dengan sistem pemadam kebakaran [Fire Extinguishing System], seperti yang telah dijelaskan pada Integrasi Fire Alarm System dan Fire Extingushing System.

Ketika dalam mode otomatis, rangkaian cara kerja FM200 Fire Suppression System akan dibedakan menjadi 3 Fase Alarm:

  1. Fase Alarm #1 [Single Zone]
  2. Fase Alarm #2 [Cross Zone]
  3. Fase Alarm #3 [Gas Release]

 

Sebelum melanjutkan pembahasan ketiga Fase di atas, terlebih dahulu kita akan membahas bagaimana cara kerja rangkaian sistem elektrikal dan rangkaian perangkat mekanikal.

 

Sistem Elektrikal [Fire Detection System]


Komponen dan perangkat Fire Alarm System yang terpasang pada FM200 Fire Suppression System merupakan salah satu bagian dari sistem elektrikal.

Karena perangkat dan komponen Fire Alarm System, sebagian besar terdiri dari perangkat elektronik yang fungsi dan kinerjanya, bergantung oleh adanya asupan sumber aliran listrik.

Sistem Electrical FM200 Fire Suppression System

Komponen dan perangkat Fire Alarm System yang terpasang pada FM200 Fire Suppression System, diantaranya sebagai berikut:

  • Control Panel Fire Suppression System, baik yang Addressable maupun Conventional
  • Sensor Pendeteksi Kebakaran, terdiri dari: Smoke Detector, Heat Detector, Flame Detector, dll
  • Pemicu Manual, terdiri dari: Breakglass, Manual Push Button, dan Abort Station
  • Signal Peringatan Kebakaran, terdiri dari: Alarm Bell, Multi-tone, Strobe Light, Horn/Multi-tone + Strobe, Fire Indicating Lamp, Sign Lamp, dll

 

Cara kerja FM200 Fire Suppression System dalam mendeteksi adanya ancaman bahaya kebakaran, dapat dilakukan secara otomatis berkat karena adanya komponen perangkat elektonik, rangkaian elektrikal, dan jaringan instalasi Fire Alarm System.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, semua komponen Fire Alarm System menggunakan perangkat elektronik sebagai peralatan utamanya, dan semuanya membutuhkan sumber daya listrik dalam pengoperasiannya.

Mulai dari sensor pendeteksi kebakaran, Kontrol Panel, perangkat signal alarm peringatan kebakaran, hingga pemicu manualnya pun masih tetap membutuhkan sumber daya listrik.

Sensor pendeteksi kebakaran yang digunakan pada FM200 Fire Suppression System akan menangkap unsur yang diakibatkan oleh terciptanya kebakaran, diantaranya adalah partikel asap dan suhu panas.

Adapun sensor pendeteksi kebakaran yang umum digunakan adalah:

  • Photo-electric Smoke Detector
  • Ionization Detector
  • Temperature Heat Detector

 

Namun dalam sistem FM200 Fire Suppression, perangkat sensor pendeteksi bisa diintegrasikan dengan sistem pendeteksi api lainnya, diantaranya adalah:

  • VESDA [Very Early Smoke Detection Aspirating]
  • LHD [Linier Heat Detector]
  • ROR [Rate of Rise] Heat Temperature
  • Flame Detector
  • Thermocouple
  • Tubing

 

Apapun sensor Fire Alarm System yang akan digunakan sebagai perangkat pendeteksi kebakaran pada Fire Suppression System, rangkaian instalasinya harus dirancang sesuai dengan metode rancangan yang telah dipersyaratkan oleh NFPA 2001.

Cara kerja sistem pendeteksi FM200 Fire Suppression System, dibedakan oleh 2 jenis indikasi Fire Alarm, yaitu: Fase Alarm #1 dan Fase Alarm #2.

Metode instalasi sistem pendeteksi yang diaplikasikan pada FM200 Fire Suppression System, dirancang dengan menggunakan metode rancangan instalasi Cross-Zone.

Pengertian sistem instalasi Cross-Zone adalah pengelompokan sensor pendeteksi kebakaran, berdasarkan zonasi jaringan instalasi Fire Alarm System.

Sistem Cross-Zone setidaknya membutuhkan minimal 2 Zona, agar bisa saling mengkonfirmasi jika ada indikasi potensi terjadinya kebakaran. Selanjutnya kedua zona tersebut akan diberi label dengan nama Zone 1 & Zone 2.

Rancangan sistem instalasi Cross-Zone yang diaplikasikan dalam instalasi FM200 Fire Suppression System, bertujuan untuk mencegah terjadinya alarm palsu [false alarm] pada Fire Alarm System.

Dikarenakan Fire Extinguishing System akan segera melakukan pelepasan gas, hanya dalam waktu 30 detik sesaat setelah Fire Alarm System mendeteksi adanya kebakaran.

Jadi dibutuhkan 2 konfirmasi sensor pendeteksi alarm kebakaran, sebelum Fire Extinguishing System melakukan pelepasan gas ke seluruh ruangan.

Dengan adanya sistem Cross-Zone [alarm ganda] yang diaplikasikan pada sistem pendeteksi fire alarm, memungkinkan bagi operator/karyawan untuk memastikan apakah alarm peringatan yg tersiar disebabkan oleh kebakaran, atau malah karena disebabkan oleh alarm palsu [false alarm].*

 

*Jika pada saat terjadi alarm indikasi kebakaran, ada operator/karyawan yang siaga di sekitar ruangan.
**Jika pada saat terjadi alarm indikasi kebakaran tidak ada operator/karyawan yang siaga, maka FM200 Fire Suppression System akan bekerja dengan cara melanjutkan masuk ke Fase Gas Release [Gas Discharge] secara otomatis.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya alarm palsu [false alarm] jika menggunakan Smoke Detector [sensor pendeteksi asap], diantaranya adalah tumpukan partikel debu, asap rokok, asap fogging, hingga gas freon AC yang bocor.

Untuk itu, sistem instalasi Cross-Zone diaplikasikan ke dalam cara kerja FM200 Fire Suppression System, tujuan utamanya adalah untuk mencegah dan menghindari potensi kerugian yang tidak diinginkan terjadi.

Dengan diberlakukannya sistem Cross-Zone pada cara kerja FM200 Fire Suppression System, maka nantinya sistem signal peringatan alarm kebakaran akan dibedakan menjadi 2 fase alarm.

 

Fase Alarm #1


1

Aktivasi Fase Alarm #1 akan terpicu apabila, jika salah satu Smoke Detector yang berada di jaringan instalasi pada salah satu Zone mengindikasi adanya asap, dan/atau beberapa Smoke Detector di satu Zone yang sama, secara bersamaan mengindikasi adanya asap.

 

Contoh Kasus: Smoke Detector yang berada di jaringan instalasi Zone-1 & Zone-2 masing-masing ada sebanyak 2 unit, total seluruhnya ada 4 unit. 2 unit Smoke Detector yang berada di Zone-1 [Z1] ditandai dengan label Smoke Detector [Z1:S1] dan Smoke Detector [Z1:S2]. 2 unit Smoke Detector yang berada di Zone-2 [Z2], ditandai dengan label Smoke Detector [Z2:S1] dan Smoke Detector [Z2:S2].

Fase Alarm #1

Ilustrasi di atas menggambarkan Smoke Detektor no. 1 di jaringan Zone-2 [Z2:S1] mengindikasi adanya asap.

Aktifnya Fase Alarm #1, dikarenakan Smoke Detector Z2:S1 mengindikasi adanya asap, maka situasi ini akan mengakibatkan Control Panel menyiarkan signal alarm peringatan kebakaran Fase Alarm #1.


 

Adapun perangkat signal alarm kebakaran yang aktif pada Fase Alarm #1, diantaranya adalah:

  • Strobe Light; Fire Indicating Lamp. Menyala putus-putus [– • – • – •]
  • Multi-tone dan/atau Horn/Multi-tone + Strobe. Bersuara dan menyala putus-putus [– • – • – •]
  • Sign Lamp "Evacuate Area". Menyala putus-putus [– • – • – •]

Fase Alarm #1 Trigger 1 Smoke Detector Zone 2 Activated Alarm Signal


 

Pada Fase Alarm #1, Control Panel tidak akan mengirim signal ke Fire Extinguishing System untuk melakukan pelepasan gas [gas discharge/gas release], karena sensor pendeteksi hanya mendeteksi asap pada Detektor di satu jaringan instalasi Zone yang sama.

Fase Alarm #1 Trigger 2 Smoke Detector Zone 2 Activated Alarm Signal

 

Fase Alarm #2


2

Aktivasi Fase Alarm #2 akan terpicu apabila, jika Smoke Detector yang berada di kedua Zone saling mengindikasi adanya asap, dan/atau beberapa Smoke Detector di kedua Zone yang berbeda, secara bersamaan mengindikasi adanya asap.

Masuknya Fase Alarm #2, dikarenakan Smoke Detector Z2:S1 dan Z1:S1 saling mengindikasi adanya asap, maka situasi ini akan mengakibatkan Control Panel menyiarkan signal alarm peringatan kebakaran Fase Alarm #2.

Fase Alarm #2

Adapun perangkat signal alarm kebakaran yang aktif ketika masuk Fase Alarm #2, diantaranya adalah:

  • Strobe Light; Fire Indicating Lamp. Menyala putus-putus [– • – • – •]
  • Multi-tone dan/atau Horn/Multi-tone + Strobe. Bersuara dan menyala putus-putus [– • – • – •]
  • Sign Lamp "Evacuate Area". Menyala putus-putus [– • – • – •]
  • Fire Alarm Bell. Berdering putus-putus [– • – • – •]
  • Sign Lamp "Do Not Enter" / "Gas Discharge". Menyala putus-putus [– • – • – •]

 

Jika pendeteksi sistem Fire Alarm telah masuk ke Fase Alarm #2, dan mengaktifkan signal alarm peringatan kebakaran Fase Alarm #2, maka selanjutnya Control Panel akan menghitung mundur mulai dari detik ke-30 hingga detik ke-0 menuju ke Fase Gas Release.

Setelah penghitung mundur telah mencapai detik ke-0, sistem akan segera memproses untuk melanjutkan masuk ke Fase Gas Release.

CATATAN:
Rentang waktu aktivasi antara Fase Alarm #1 menuju ke Fase Alarm #2, ditentukan oleh asap yang menyebar hingga terdeteksi oleh Detektor yang berada di kedua Zone. Jadi, tidak ada pengaturan tetap di dalam sistem yang bisa dilakukan, untuk menetapkan dan menentukan waktu aktivasi antara Fase Alarm #1 menuju ke Fase Alarm #2.

Durasi waktu penundaan [delay time] antara Fase Alarm #2 menuju ke Fase Gas Release, masing-masing produsen memproduksi Control Panel Fire Suppression dengan pengaturan waktu penundaan [delay timeberbeda-beda.

Namun semua produsen Control Panel Fire Suppression sepakat, bahwa pengaturan penundaan waktu antara Fase Alarm #2 menuju ke Fase Gas Release tidak boleh lebih dari 60 detik.

Misalnya Control Panel merek Kidde model Aegis, pengaturan waktu penundaannya maksimal hanya 30 detik. Namun Control Panel merek Context Plus model CP-203, pengaturan waktunya bisa diatur hingga detik ke-60.

Pengaturan waktu penundaan yang diterapkan pada Fase Alarm #2 menuju Fase Gas Release, diantaranya bertujuan untuk:

  • Melakukan evakuasi.
  • Melakukan pemeriksaan, apakah alarm disebabkan oleh kebakaran atau karena alam palsu [false alarm].
  • Melakukan pemeriksaan, apakah kebakaran bisa dipadamkan menggunakan tabung APAR.
  • Melakukan pembatalan pelepasan gas, jika Fase Gas Release tidak diperlukan.

 

Fase Alarm #3


3

Sistem Fire Alarm akan masuk ke Fase Alarm #3, apabila hitung mundur yang dilakukan secara otomatis oleh Control Panel pada saat Fase Alarm #2 sudah mencapai detik ke-0, dan/atau apabila pemicu manual berupa Breakglass/Manual Call Point diaktifkan.

Pada Fase terakhir ini, Control Panel akan segera mengirim signal ke Fire Extinguishing System, untuk mengaktifkan dan membuka katup perangkat Selenoid yang berada di Head Valve Storage Cylinder, untuk melepaskan gas ke seluruh ruangan.

Integrasi Fire Alarm System dan FM200 Fire Extinguishing System
Cara Kerja FM200 Fire Suppression System.

 

Adapun perangkat signal alarm kebakaran yang aktif ketika masuk Fase Alarm #3 adalah:

  • Strobe Light; Fire Indicating Lamp. Menyala terus [– – – – – –]
  • Multi-tone dan/atau Horn/Multi-tone + Strobe. Bersuara dan menyala berkelanjutan [– – – – – –]
  • Sign Lamp "Evacuate Area". Menyala terus [– – – – – –]
  • Fire Alarm Bell. Berdering berkelanjutan [– – – – – –]
  • Sign Lamp "Do Not Enter Gas Discharge". Menyala terus [– – – – – –]

 

Ini adalah Fase Gas Release, yaitu Fase yang dianggap sebagai upaya untuk melakukan tindakan pemadaman kebakaran. Pada Fase ini, sistem Fire Alarm telah melibatkan fungsi Fire Extinguisher System dalam bekerja sama untuk melakukan tindakan pemadaman kebakaran.

Ketika berada di Fase Alarm ke-3 inilah, buah hasil kerjasama dan integrasi antara Fire Alarm System dan FM200 Fire Extinguishing System, yang kemudian disebut dengan FM200 Fire Suppression System.

 

Sistem Mekanikal [Fire Extinguishing System]


Pada dasarnya, Fire Extinguishing System merupakan sistem pemadam kebakaran yang masih menggunakan metode manual dalam pengoperasiannya.

Rangkaian Komponen Mekanikal FM200 Fire Suppression System

Peralatan dan Perangkat mekanikal yang digunakan sebagai komponen Fire Extinguishing System diantaranya adalah:

  • Head Valve Cylinder
  • Discharge Pressure Operated Switch
  • Supervised Disconnect Switch
  • Electric Control Head Cylinder [Selenoid]
  • Lever Operated Control Head [Manual Release]
  • Storage Cylinder
  • Cylinder Strap
  • Flexible Discharge Hose
  • Discharge Nozzle
  • Pipa Distribusi Gas

 

Hampir seluruh perangkat dan peralatan yang terpasang pada rangkaian komponen mekanikal, terdiri dari perangkat keras [hardware] yang sama sekali tidak membutuhkan asupan arus listrik dalam pengoperasiannya.

Oleh karenanya, Fire Extinguishing tetap dapat digunakan sebagai ujung tombak sistem pemadam kebakaran, jika terjadi kegagalan teknis pada sistem elektrikal Fire Alarm System.

Namun beberapa perangkat yang terdapat pada komponen sistem mekanikal, juga dapat dioperasikan menggunakan sistem elektrikal. Agar dapat diintegrasikan dengan sistem elektrikal pada Fire Alarm System.

 

Flowchart Diagram Cara Kerja FM200 Fire Suppression System


Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap struktur dan alur cara kerja FM200 Fire Suppression System. Hanya saja setiap merek dan produsen Control Panel, memiliki perbedaan pada cara dan pengaturan dalam pengoperasiannya.

Misalnya konsol pada Control Panel Context Plus EP-203 Series, pengaturan dan fiturnya akan sedikit berbeda dengan pengaturan dan fitur pada konsol Control Panel Kidde tipe AEGIS Conventional Series.

Namun apapun perbedaan dari setiap pengaturan, fitur dan tombol pada konsol masing-masing Control Panel tersebut, dipastikan semuanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama.

Diagram alir cara kerja FM200 di bawah ini, merupakan Flowchart Diagram Cara Kerja FM200 Fire Suppression System, yang menggunakan Control Panel Context Plus EP-203 Series.

Flowchart Diagram Cara Kerja FM200 Fire Suppression System Menggunakan Panel Context Plus EP-203

 

Teknis Cara Kerja FM200 Jika Terjadi Kegagalan Sistem


Sumber tegangan arus listrik utama yang digunakan untuk sistem operasional FM200 Fire Suppression System, menggunakan tegangan arus listrik 220 VAC yang disalurkan oleh jaringan distribusi PLN.

Dan berdasarkan aturan yang dipersyaratkan, sumber listrik utama harus didukung oleh sumber arus listrik cadangan, yaitu berupa 2 unit battery cadangan yang masing-masing bertegangan sebesar 12 VDC dan berkapasitas minimal 7 Ampere.

Sensor kebakaran dan pemicu manual sistem pendeteksi kebakaran Fire Alarm System pada FM200 Suppression System, hanya akan berfungsi apabila ada pasokan tegangan arus listrik.

Pada skenario ini, kita akan membahas berbagai masalah penyebab [base issue] dan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang akan terjadi jika terjadi kegagalan pasokan arus listrik pada cara kerja FM200 Fire Suppression System.

 

Skenario 1: Kegagalan Sumber Listrik Utama.


Pada saat terjadi pemadaman arus listrik yang dilakukan oleh PLN, umumnya setiap pelaku bisnis selalu menyiapkan sumber listrik cadangan berupa Generator Set [Genset], sebagai sumber listrik cadangan untuk mempertahankan seluruh perangkat elektrikal yang dimiliki agar tetap beroperasi.

Namun, bagi sebagian pelaku bisnis yang tidak memiliki Genset sebagai sumber listrik cadangan, bagaimanapun caranya sistem proteksi kebakaran FM200 Fire Suppression System harus tetap beroperasi dan terus berfungsi, sekalipun tidak ada pasokan sumber listrik dari PLN sebagai sumber listrik utama, maupun dari Genset sebagai sumber listrik cadangan.

Sistem elektrikal FM200 Fire Suppression System, masukan sumber tegangan arus listriknya terdiri dari 2 sumber masukan [power input], yaitu arus AC dan DC.

Tegangan arus listrik dari PLN dan Genset, dikategorikan sebagai sambungan tegangan arus listrik VAC. Sedangkan sambungan tegangan arus listrik VDC, didistribusi oleh perangkat battery cadangan.

Untuk itu, apabila terjadi indikasi adanya kebakaran, di ruangan yang diproteksi oleh FM200 Fire Suppression System, pada saat terjadinya pemadam arus listrik oleh PLN, maka sistem proteksi kebakaran FM200 Fire Suppression System tetap dapat berjalan secara normal dan layak fungsi.

Meski indikator yang terdapat pada Control Panel akan menampilkan pesan error, yang menyatakan bahwasanya pasokan sumber arus listrik utama terjadi kegagalan. Secara umum, pesan error tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja FM200 Fire Suppression System.

Namun, perlu untuk segera mengambil tindakan agar segera melakukan pemeriksaan, serta upaya perbaikan untuk memperbaiki kegagalan sumber listrik utama tersebut. Karena, perangkat battery memiliki sumber cadangan listrik yang sangat terbatas, dan waktu penggunaan yang terbatas pula.

Kesimpulannya, tidak ada masalah krusial yang perlu dikhawatirkan terhadap cara kerja FM200 Fire Suppression System jika terjadi kegagalan sumber aliran arus listrik utama dari PLN.

 

Skenario 2: Kegagalan Sumber Listrik Cadangan.


Ada 2 skenario kemungkinan yang bisa dilakukan, apabila terjadi kegagalan pada sumber listrik cadangan.

Yang Pertama: Pada saat terjadinya kegagalan pada sumber listrik cadangan, sumber listrik utama masih memberikan pasokan aliran arus listrik.

Yang Kedua: Pada saat terjadinya kegagalan pada sumber listrik cadangan, sumber listrik utama juga mengalami kegagalan akibat terputusnya pasokan arus listrik dari PLN. Dan/atau masukan sumber listrik utama mengalami kerusakan.

Jika skenario pertama yang terjadi, maka cukup dilakukan upaya pemeriksaan dan segera melakukan perbaikan untuk mengatasi penyebab kegagalan tersebut. Dengan terjadinya skenario pertama ini, cara kerja FM200 Fire Suppression System tetap dapat berjalan secara normal dan layak fungsi.

Namun jika skenario kedua yang terjadi, maka pada saat terjadi keadaan darurat yang mengharuskan FM200 Fire Suppression System harus segera melakukan tindakan pemadaman, satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah mengaktifkan pelepasan gas [gas release] secara manual.

Untuk melakukan aktivasi pelepasan gas [gas release] secara manual, dibutuhkan operator/karyawan untuk melakukan langkah dan tindakan tersebut.

Cara mengaktifkan pelepasan gas [gas release] secara manual bisa kamu temukan di Cara Pengoperasian Manual FM200 Fire Suppression System.

 

Skenario 3: Kegagalan Sistem Pendeteksi dan Sumber Listrik Cadangan.


Sebagai sistem peringatan dini untuk mencegah terjadinya kebakaran, dibutuhkan sensitifitas sensor pendeteksi kebakaran yang mampu mendeteksi dengan cepat potensi kemungkinan terjadinya kebakaran.

Penurunan kualitas sensitifitas yang terjadi pada sensor pendeteksi, dapat mengakibatkan kebakaran terlambat untuk dideteksi, sehingga upaya pemadaman menjadi sulit untuk dikendalikan.

Jika sensor pendeteksi mengalami kerusakan dan tidak berfungsi sama sekali, maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengaktifkan pemicu manual berupa Breakglass atau Manual Call Point.

Untuk mengaktifkan pemicu manual, tetap dibutuhkan pasokan aliran listrik pada Control Panel FM200 dan operator/karyawan sebagai pemicunya.

Namun apa yang terjadi jika pada saat adanya indikasi kebakaran, namun sensor pendeteksi sama sekali tidak berfungsi atau mengalami kerusakan? Dan pada saat yang sama, tidak ada operator/karyawan yang siaga di lokasi tersebut?

Meski FM200 Fire Suppression System memiliki fitur Fail Safe System, namun cara kerja FM200 Fire Suppression System tidak memiliki fitur Self-Activated.

Yaitu fitur yang memungkinkan FM200 Fire Suppression System tetap dapat bekerja dengan sendirinya secara otomatis, tanpa adanya bantuan dari rangkaian sistem maupun tanpa adanya bantuan dari manusia.

 


Demikian penjelasan tentang Cara Kerja FM200 Fire Suppression System, apapun keunggulan yang dimiliki oleh sistem pemadam kebakaran otomatis ini, tetap saja ada juga kelemahan dan kekurangannya.

Untuk berkonsultasi secara langsung, kamu bisa menghubungi kami melalui pesan WhatsApp atau telepon sekarang juga di nomor 0813-1111-0220.



Tentang Penulis

Kunjungi Kami
alamat kantor ReedFOX Fire & Life Safety Indonesia
Padamin FM200 Fire Suppression System

Newsletter Subscribe

Hubungi kami sekarang juga!
0813-1111-0220
small-logo.png
small-logo.png
Hubungi kami sekarang juga!
0813-1111-0220