Berita mengejutkan datang dari gedung Cyber Building yang berlokasi di Jalan Kuningan Barat Raya, Mampang, Jakarta Selatan. Gedung yang sudah cukup lama berdiri tersebut mengalami kebakaran besar dan menyebabkan petugas pemadam kebakaran berusaha keras untuk memadamkan api di gedung tersebut. Maklum saja, gedung ini merupakan gedung yang penting karena menyimpan berbagai macam data yang harus selalu dijaga. Namun nahas, rupanya pada hari Kamis tanggal 2 Desember 2021 tepatnya sekitar pukul 12 siang terjadi kebakaran yang melalap sebagian lantai di dalam gedung yang ada di pusat kota Jakarta ini.
Akibat kebakaran yang melanda gedung tersebut, sejumlah karyawan berhamburan keluar dan merasa cukup panik. Tidak heran, saat petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi, area seputar gedung telah penuh dengan asap putih yang membumbung tinggi. Otomatis banyak karyawan yang berusaha menyelamatkan diri supaya terhindari dari efek dan dampak kobaran api yang terjadi. Bukan hanya masalah keselamatan jiwa saja, namun sebagian besar penghuni gedung mengalami sesak napas akibat asap yang cukup tebal dan mempengaruhi saluran pernapasan.
Dilansir dari berbagai sumber berita, saat kebakaran terjadi ada cukup banyak mobil ambulans yang dikerahkan untuk memastikan supaya karyawan dapat ditangani sesegera mungkin. Terutama yang mengalami masalah kesehatan hingga yang mengalami luka akibat peristiwa yang tidak terduga ini. Tentunya kebakaran yang melanda gedung ini sendiri cukup mengejutkan, karena memang terjadi pada area yang cukup penting dan pada jam sibuk. Sehingga hal ini membuat potensi bahaya yang terjadi semakin besar, proses pemadaman api juga menjadi lebih lambat dan tidak dapat dilakukan secepat mungkin.
Kebakaran di Cyber Building ini langsung menyedot sejumlah perhatian dari banyak kalangan. Mulai dari para pebisnis yang terkena dampak dari efek kebakaran tersebut, hingga dari kalangan pemerintah daerah setempat. Tercatat cukup banyak kerugian yang terjadi akibat dari kebakaran tersebut, sehingga tentu mengundang segudang pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana kebakaran Cyber Building terjadi. Lebih lanjut mengenai berita yang satu ini, berikut beberapa penjelasan terkait peristiwa kebakaran tersebut mulai dari kronologi, fakta-fakta di lapangan, hingga dampak dan solusi terbaik untuk memitigasi hal tersebut.
Tentang Cyber Building
Cyber Building sendiri merupakan gedung yang sudah cukup lama berdiri di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Tepatnya yaitu sejak tahun 1995. Gedung yang dikembangkan oleh PT Karya Bangun Nusantara ini merupakan salah satu gedung penting di Jakarta karena memuat berbagai macam data penting milik banyak perusahaan dan aplikasi ternama yang beroperasi di tanah air. Sehingga dapat dipastikan bahwa di dalam Cyber Building tersimpan data-data yang sifatnya harus selalu dijaga keamanan serta keutuhan dari data dan informasinya tersebut.
Pentingnya seluruh data dan informasi yang tersimpan di gedung dengan 32 lantai ini membuat gedung tersebut selalu padat dengan karyawan di hari kerja. Tercatat saat ini ada banyak perusahaan di Indonesia yang mempercayakan penyimpanan data serta server penting mereka di gedung ini. Menurut Kompas.com, gedung ini menyimpan sebagian besar data server dari berbagai perusahaan teknologi yang beroperasi di Indonesia. Beberapa di antaranya merupakan aplikasi ternama yang memiliki banyak pengguna, hingga penyedia hosting untuk berbagai perusahaan di tanah air.
Secara otomatis hal ini membuat banyak perusahaan mengalami gangguan terkait akses dan data perusahaan yang tersimpan di server yang berlokasi di Cyber Building tadi. Salah satu contohnya yaitu dua penyedia hosting ternama tanah air, Niagahoster dan Rumahweb. Bahkan hingga saat ini tercatat ada cukup banyak perusahaan penyediaan layanan akses internet yang menyimpan servernya dan berkantor di kawasan Cyber Building.
Kronologi Kebakaran Cyber Building
Adapun kronologi kebakaran di wilayah gedung Cyber Building ini menurut beberapa saksi dimulai pada saat siang hari. Menurut informasi dari akun Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta di Twitter @humasjakfire, laporan pertama diterima pada pukul 12.34WIB. Sehingga dari laporan tersebut maka empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi. Dilaporkan bahwa awal mula api berasal dari lantai 2 gedung tersebut, lalu dengan cepat menyebar ke lantai 3 pada gedung.
Pada pukul 12.39 WIB para petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi dan berupaya untuk memadamkan api yang sudah mulai membesar. Tidak hanya proses pemadaman namun di sisi lain proses evakuasi korban juga dilakukan. Tercatat beberapa unit ambulan dikerahkan untuk membantu para korban yang terdampak akibat kebakaran tersebut. Mayoritas korban yaitu para pekerja di gedung mengalami sesak napas karena asap yang terlalu pekat dan tebal.
Pukul 13.10 petugas menemukan salah satu korban jiwa yang berada di dekat tangga darurat. Pada saat itu selanjutnya dilaporkan juga bahwa pihak Sudin Gulkarmar Jakarta Selatan menambah jumlah unit pemadam kebakaran. Total tambahan 22 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan supaya upaya pemadaman api menjadi lebih baik dan maksimal. Pemadaman api juga diupayakan secepat mungkin untuk membantu penyelamatan korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Pada pukul 13.40 beruntungnya api sudah dapat dipadamkan. Di antara selang waktu yang ada, pihak Sudin Gulkarmar terus menambah unit mobil pemadam kebakaran yang akhirnya total berjumlah 40 mobil pemadam yang berhasil memadamkan kobaran api di area Cyber Building. Upaya evakuasi juga terus berjalan demi menghindari lebih banyak korban jiwa dari peristiwa kebakaran ini.
Setelah api dapat dipadamkan, para petugas memulai proses evakuasi korban jiwa yang berada di area terdampak asap pekat. Petugas pemadam kebakaran melakukan upaya evakuasi dengan menggunakan tali karena posisi korban yang berada di lantai tiga gedung tersebut. Tercatat ada tiga orang korban baik yang mengalami luka bakar hingga yang mengalami sesak napas akibat asap tebal.
Sampai dengan titip api berhasil dipadamkan dan evakuasi selesai dilakukan, tercatat ada lebih dari 100 personel pemadam kebakaran yang turut andil dalam upaya pemadaman gedung tersebut. Beruntungnya kebakaran ini juga tidak terjadi berlarut-larut dan dapat dipadamkan dalam waktu beberapa jam setelah peristiwa kebakaran bermula.
Fakta Kebakaran Cyber Building di Jakarta
Dari peristiwa nahas di atas, tentu ada banyak orang yang bertanya-tanya seperti apa kebakaran yang terjadi, dan bagaimana fakta-faktanya di lapangan. Tentu saja ada banyak hal yang mengejutkan yang sebelumnya tidak banyak diketahui oleh orang, maka setelah banyak berita diturunkan informasi ini terbuka lebar. Sehingga banyak pihak yang merasa terkejut saat mengetahui tentang fakta-fakta di balik kebakaran hebat yang melanda gedung ini. Lebih lanjut jika merasa penasaran, berikut beberapa fakta dari kebakaran di Cyber Building Jakarta.
Lokasi Kebakaran di Kawasan Bisnis
Kebakaran yang terjadi di Cyber Building ini berada di kawasan bisnis strategis. Terletak di jalan Kuningan, Jakarta Selatan, maka kawasan ini merupakan kawasan bisnis yang padat dengan banyak karyawan di sekitarnya. Jika penanganan pemadaman berjalan lambat, maka tidak terhitung korban jiwa yang mungkin bertambah lebih banyak akibat kejadian tersebut. Tercatat Cyber Building sendiri terdiri dari 32 lantai, yang artinya di dalam gedung tersebut terdapat ribuan karyawan.
Korban Jiwa Akibat Kebakaran
Yang ironis dari peristiwa kebakaran ini rupanya menimbulkan korban jiwa sebanyak dua orang. Korban pertama yaitu Seto yang berusia 18 tahun, dan korban kedua bernama Redzuan yang berusia 17 tahun. Ada juga korban luka bakar bernama Bagas, namun hingga saat ini dinyatakan dalam kondisi stabil. Mereka ini merupakan siswa dari Jurusan Teknik Komputer Jaringan atau TIK yang sedang melaksanakan praktek kerja lapangan atau PKL di gedung tersebut.
Banyak Aplikasi Down
Kebakaran ini juga mendatangkan kerugian bagi banyak perusahaan di Jakarta. Bahkan tepatnya pada sejumlah layanan internet yang menggantungkan server datanya pada gedung tersebut. Tercatat saat kebakaran berlangsung hingga saat ini beberapa aplikasi dan layanan internet yang cukup penting mengalami down dan tidak dapat diakses. Seperti misalnya aplikasi e-commerce Shopee, layanan web hosting dari Niagahohster, aplikasi Indo Premier Sekuritas atau IPOT dan masih banyak layanan web serta aplikasi lainnya yang mengalami dampak server down akibat kebakaran ini. Bahkan tercatat ada sebagian data milik pemerintah khususnya Pemprov DKI dan beberapa BUMN lainnya yang juga mengalami kendala akibat dari kejadian ini.
Perusahaan yang Tergabung pada Gedung Cyber
Selain itu ada banyak perusahaan yang terpaksa menghentikan aktivitas kerjanya usai kebakaran berlangsung. Ada banyak perusahaan yang memilih Cyber Building sebagai lokasi kantor dan pusat penyimpanan data. Seperti misalnya PT Karyagraha Nusantara, PT Orion Cyber Internet, PT Telecommunication Software Support Centre, dan masih banyak perusahaan besar lainnya di Jakarta yang berhenti operasi pada saat kebakaran terjadi. Hal ini membuat aktivitas bisnis berhenti dan bahkan mencatatkan kerugian pada sejumlah perusahaan besar tersebut. Belum termasuk perusahaan kelas menengah dan perusahaan kecil lainnya yang berada di dalam gedung ini dan terpaksa tidak bisa melanjutkan aktivitas kerja mereka sementara waktu.
Proses Pemadaman Yang Memakan Banyak Damkar
Kebakaran ini juga tidak bisa dibilang kecil, karena akibat hal tersebut maka sebanyak 40 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk segera memadamkan api dan melakukan evakuasi korban. Lebih adri 100 personel pemadam kebakaran ditugaskan turun ke area kebakaran dan melakukan upaya pemadaman secara optimal. Kejadian yang berlangsung pada jam padat karyawan membuat proses evakuasi juga cukup memakan banyak tenaga.
Sistem K3 Gedung Perlu Ditinjau Ulang
Hal menarik yang membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, melakukan kunjungan ke Cyber Building setelah kebakaran terjadi yaitu fasilitas K3 gedung yang kurang memenuhi. Mulai dari kurangnya ventilasi pada gedung, hingga sistem pemadam kebakaran yang dipertanyakan. Korban jiwa yang terjadi juga akibat dari lokasi lantai gedung yang tidak memiliki jendela, sehingga asap mengepung dengan cepat dan tidak ada jalan keluar. Akibatnya asap memenuhi gedung, sementara sistem pemadam kebakaran juga tidak diketahui berfungsi maksimal atau tidak. Karena saat dugaan korsleting terjadi, api dan asap menyebar dengan cepat ke seluruh ruangan. Sehingga bila melihat kasus ini, ada baiknya fasilitas K3 gedung ditinjau dan diperbaiki ulang supaya tidak mengalami kejadian serupa kembali di kemudian hari.
Penyebab Utama Kebakaran Cyber Building
Hingga saat ini masih banyak spekulasi yang beredar terkait dengan apa yang menjadi penyebab utama dari kebakaran yang terjadi di Cyber Building pada 2 Desember 2021 yang lalu tersebut. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa kebakaran bermula dari adanya konsleting di area server data di lantai dua dan kemudian dengan cepat merambat ke lantai tiga. Sebagai gedung yang menyimpan banyak server dan peralatan kelistrikan, tentu saja api berpotensi berkembang menjadi besar lebih cepat sehingga menjadi sulit untuk dikendalikan dalam waktu singkat.
Hal lain yang banyak menyita perhatian masyarakat yaitu sistem pemadam kebakaran gedung serta fasilitas K3 atau Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja karyawan di gedung tersebut. Kebakaran yang terjadi tidak akan membesar dengan cepat apabila penanganan internal di dalam gedung dilakukan dengan cepat serta dengan peralatan yang memadai. Sebagai kantor atau gedung yang dipenuhi dengan peralatan kelistrikan dan server data, seharunya gedung tersebut mengutamakan penggunaan sistem pemadam kebakaran yang terintegrasi dan terkontrol dengan baik.
Tanpa adanya sistem yang memadai, maka seperti yang telah terjadi, api akan berkobar cepat dan menyambar area yang lain, sehingga memakan waktu pemadaman yang lebih lama. Lain halnya jika memiliki sistem pemadaman terkontrol yang otomatis dan saling terintegrasi. Dengan rangkaian sistem pemadaman berkualitas, mulai dari pemasangan alarm deteksi asap dan panas yang tepat, hingga mekanisme pemadaman titik api yang optimal, tentu saja hal ini bisa dihindari menjadi lebih parah.
Cukup disayangkan jika gedung sekelas Cyber Building dengan berbagai server perusahaan ternama di Indonesia yang cukup penting kurang memperhatikan kesediaan sistem pemadaman kebakaran yang optimal. Akibatnya saat muncul titik api akibat hal kecil seperti konsleting, tidak mampu ditanggulangi dengan cepat dan merambat pada kerugian yang cukup besar.
Dampak Kebakaran Gedung Cyber Building
Salah satu hal penting dari kebakaran di gedung tersebut yaitu dampak yang ditimbulkan. Meskipun terlihat hanya membakar sebuah gedung yang notabene terpusat di lantai dua dan tiga gedung tersebut, namun dampaknya cukup besar dan merugikan. Dari sisi korban jiwa tercatat sudah ada dua orang yang meninggal akibat peristiwa tersebut.
Kedua korban jiwa ini merupakan pekerja praktek lapangan yang berasal dari SMK Taruna Bhakti di Depok. Korban yang bernama Seto sudah melakukan PKL di gedung ini selama 6 bulan lamanya. Sementara korban yang bernama Redzuan baru menjalankan PKL selama tiga bulan di gedung tersebut. Keduanya dikabarkan terjebak oleh kebakaran dan menghirup asap yang terlalu banyak sehingga memenuhi paru-paru dan sesak napas hingga meninggal dunia. Hal ini tentu menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga korban masing-masing.
Selain korban jiwa, sebagai gedung yang menjadi tempat penyimpanan server dan akses data banyak perusahaan, tentu saja timbul kerugian pada sejumlah perusahaan penyedia jasa internet. Banyak layanan internet terpaksa terhenti akibat kerusakan pada server data dan tidak dapat diakses. Tercatat ada beberapa perusahaan besar seperti Niagahoster dan Rumahweb Indonesia tidak dapat memberikan layanan sementara waktu sebagai dampak dari kebakaran tersebut.
Bukan hanya itu saja, namun juga banyak aplikasi penting yang sempat tidak dapat diakses selama beberapa waktu lamanya. Misalnya saja aplikasi e-commerce Shopee yang cukup ternama dan aplikasi IPOT dari Indo Premier Sekuritas. Belum lagi beberapa perusahaan menengah dan kecil lainnya yang menggantungkan akses datanya di gedung ini. Sebagian besar mengalami kendala akses dan gagal memberikan layanan secara online pada para konsumernya.
Hal ini membuat dampak yang ditimbulkan cukup besar. Mulai dari kerugian materiil hingga korban jiwa tentu menjadi perhatian penting bagi banyak masyarakat. Akibat satu peristiwa yang seharusnya dapat diatasi dengan cepat, namun berakhir dengan dampak yang besar dan merugikan banyak pihak.
Proses Pemadaman Api Kebakaran di Cyber Building
Hal menarik yang dapat dilihat dari kejadian kebakaran di gedung tersebut yaitu saat proses pemadaman api yang berlangsung cukup lama. Tidak cukup dengan beberapa petugas pemadam kebakaran saja, namun semakin lama jumlah mobil pemadam harus ditambahkan untuk mencegah supaya api tidak semakin meluas atau bertambah besar. Pastinya hal ini memerlukan usaha yang tidak sedikit, tercatat sampai api berhasil dipadamkan, ada lebih dari 40 mobil pemadam kebakaran yang berkumpul di lokasi gedung Cyber untuk memastikan bahwa api sudah terkendali dengan baik.
Tentu saja hal ini membuat banyak pihak bertanya-tanya, mengapa kebakaran yang terjadi cukup besar dan tidak mampu diatasi dalam waktu singkat saja. Jika melihat fakta di atas, ada rumor yang menyebutkan bahwa sistem keselamatan termasuk pemadaman api pada gedung tersebut dipertanyakan dan direncanakan untuk ditinjau ulang. Wagub DKI sendiri akhirnya melakukan peninjauan pada lokasi kebakaran dan berencana melakukan evaluasi kelayakan fasilitas K3 pada gedung tersebut. Mengingat timbulnya korban jiwa pada peristiwa kebakaran ini, belum lagi kerugian akibat banyaknya server aplikasi dan penyedia layanan internet yang down. Sehingga perlu ditelusuri lebih lanjut apakah sistem dan fasilitas pemadam kebakaran pada gedung tersebut masih memenuhi standar atau tidak.
Solusi Sistem Pemadam Kebakaran Yang Tepat (FM200/Novec-1230 Clean Agent Fire Suppression System)
Melihat betapa besar resiko serta dampak yang dapat ditimbulkan dari kebakaran gedung, tentu saja dibutuhkan solusi yang tepat untuk membantu mencegah hal tersebut terjadi kembali di masa yang akan datang. Hal inilah yang membuat betapa pentingnya memperhatikan sistem pemadam kebakaran yang sesuai untuk area lokasi yang sesuai juga. Dalam arti, aset penting dengan kondisi yang mudah terbakar seharusnya mendapatkan perhatian lebih terhadap perlindungan untuk pencegahan bahaya kebakaran. Yang sayangnya kebanyakan gedung di Indonesia saat ini masih tidak mengutamakan hal tersebut.
Adapun salah satu solusi yang tepat dalam penanganan mitigasi bahaya kebakaran yaitu dengan menggunakan Clean Agent Fire Suppression System. Dalam perencanaan penanggulangan atau mitigasi bahaya kebakaran pada area tertentu yang khusus, tentunya diperlukan sistem yang memadai untuk membantu mencegah potensi bahaya yang lebih besar saat terjadi munculnya titik api. Bukan hanya itu saja, namun harus dipastikan bahwa sistem yang digunakan harus saling terintegrasi dengan baik sehingga mampu membantu mengendalikan resiko dan potensi bahaya yang lebih besar dari pemicu kebakaran.
Maka dari itu untuk mendukung sistem pemadaman api yang tepat pada sebuah gedung, terutama semacam Cyber Building yang merupakan gedung istimewa. Dimana di dalam gedung ini tersimpan banyak server hingga berbagai macam data penting yang harus selalu terjaga dalam kondisi prima. Maka dari itu perlu untuk mengutamakan penggunaan sistem perlindungan kebakaran yang optimal, misalnya dengan menggunakan Clean Agent Fire Suppression System atau melakukan isi ulang FM-200/Novec-1230 Fire Suppression System.
Tentang Clean Agent Fire Suppression System
Bagi banyak orang awam mungkin masih belum memahami dan mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud dengan Clean Agent Fire Suppression System tersebut. Secara harfiah memang ini memiliki arti sebagai bahan pemadam api yang bersih. Namun demikian jika ditinjau lebih tepatnya, maka hal tersebut merupakan bahan pemadam kebakaran yang mana sifatnya tidak berbau, tidak berwarna, tanpa jejak, tanpa residu, tidak bersifat korosif, hingga tidak bersifat non-konduktor secara kelistrikan.
Bahan pemadam ini juga ramah lingkungan serta tidak berpotensi menimbulkan efek rumah kaca pada lapisan atmoster. Selain itu tingkat toksitasnya rendah sehingga dapat dikatakan sangat aman bagi manusia dan kesehatannya.
Manfaat Penggunaan Clean Agent Fire Suppression System
Tentu saja penggunaan bahan yang satu ini akan memberikan banyak manfaat. Pertama, bahan tersebut membantu meminimalkan biaya pemulihan pasca terjadinya kebakaran. Karena sifat bahan yang cara kerjanya optimal dan ramah lingkungan, maka tidak diperlukan banyak biaya untuk membersihkan aset dan area yang terdampak sesudahnya.
Bahan tersebut juga membantu mengurangi masa downtime akibat penggunaan bahan pemadam jenis air maupun dry chemical powder. Karena bahan ini tidak akan menimbulkan efek lebih lanjut seperti kerusakan pada perangkat elektronik, hingga tidak menimbulkan residu yang berbahaya untuk lingkungan. Maka dari itu setelah digunakan, waktu downtime untuk mengatasi efek pemadaman akan jauh lebih berkurang. Disini lokasi kebakaran juga dapat segera difungsikan seperti semula dengan cepat.
Keunggulan Clean Agent Fire Suppression System
Selain dari beberapa manfaat yang tertera di atas, masih ada juga beberapa keunggulan lain yang bisa didapatkan saat memilih penggunaan bahan pemadam yang satu ini. Pada kebanyakan bahan yang bersih tersebut, seperti yang telah diutarakan bahwa bahan ini ramah lingkungan. Otomatis tidak seperti bahan lain yang memberikan dampak negatif seperti kerusakan lapisan ozon, maka bahan ini akan jauh lebih baik karena tidak menimbulkan efek tersebut.
Bahkan dengan sifatnya yang tidak berwarna dan tidak berbau, otomatis efektif digunakan dalam pemadaman kebakaran tanpa menimbulkan resiko lebih lanjut pada kesehatan manusia yang berada di lingkungan atau berada di lokasi pemadaman tersebut. Kebanyakan bahan bersifat toxic atau meracuni kesehatan, namun sebaliknya untuk bahan clean agent fire suppression system ini terbukti tidak akan menimbulkan masalah atau dampak lebih lanjut pada kesehatan.
Kondisi gedung Cyber Building saat ini dilaporkan sudah lebih kondusif dibandingkan saat kebakaran terjadi. Meski demikian tidak dipungkiri bahwa kebakaran Cyber Building ini membawa banyak kerugian bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Mulai dari para karyawan yang bekerja di gedung tersebut, hingga akibat domino lainnya pada perusahaan-perusahan lain dari hal tersebut. Banyak yang terpaksa menelan kerugian besar dari segi operasional bisnis hingga potensi kehilangan pemasukan akibat kebakaran yang terjadi di Cyber Building ini.
Maka dari itu untuk mencegah terulangnya peristiwa kebakaran Cyber Building di atas, sebaiknya saat membangun gedung maupun infrastruktur lainnya untuk pendukung hal yang penting perlu merencanakan sistem pemadam kebakaran yang tepat. Sehingga apabila bahaya pemicu kebakaran terjadi, maka penanganan dapat dilakukan secara cepat dan otomatis. Melalui penggunaan sistem pemadam kebakaran yang baik dan sesuai, contohnya melalui penggunaan Clean Agent Fire Suppression System di atas, tentu saja dampak serta resiko yang terjadi tidak sebesar pada kebakaran yang terjadi di Cyber Building ini. Sehingga nantinya potensi kerugian dapat ditekan dan kerusakan yang parah dan besar juga dapat dihindari secara maksimal.